Thursday, October 22, 2009

Membangun Masjid

Kerap kita mendapati di jalan raya, di atas bus umum, atau orang-orang dari rumah ke rumah meminta sumbangan untuk pembiayaan pembangunan masjid atau musholah di daerah tertentu.

Tuesday, October 13, 2009

Pulau Kumala: Cermin Ketidakcakapan Menejemen


Menjelang tahun 2000-an Pemda Kutai Kertanegara mencoba memanfaatkan Pulau Kumala yang terletak di tengah-tengah aliran Sungai Mahakam seberang Kota Tenggarong menjadi tempat dan sarana rekreasi dan hiburan masyarakat tenggarong pada khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya. Di sini Pemda Kutai Kertanegara membangun bersama kontraktor PT JAYA membuat beragam sarana rekreasi dan hiburan. Ada arena bombom car, kereta api mini yang keliling pulau, penginapan dan cottage, panggung hiburan, kolam dan air mancur, taman, trampolin, sky tower yang menjulang stinggi 50-an meter, cantin, pasar cindera mata, toilet, rumah lamin adat Dayak, dan gantole si kereta gantung yang terbentang di atas ketinggian menuju Pulau Kumala.

Diharapkan dengan semua itu masyarakat Tenggarong, Samarinda, Balikpapan, dan kota-kota sekitar Kalimantan Timur, khususnya pada saat akhir pekan dan masa liburan, akan menjadikan Pulau Kumala sebagai pilihan tempat rekreasi dan hiburan yang utama. Di sini mereka bisa menikmati segala aneka hiburan sambil berreakreasi dengan biaya yang cukup terjangkau. Mereka tidak lagi harus bermain dan berlibur di luar Kalimantan Timur.

Namun memasuki beberapa tahun terakhir ini Pulau Kumala yang dibangun dengan aset miliaran rupiah tidak lebih seperti barang rongsokan. Hampir sarana hiburan seperti sky tower, kereta gantung, dan kereta mini yang berkeliling Pulau Kumala sudah lama tak beroperasi. Arena tersebut kini berkarat, rusak, dan usang. Demikian pun dengan mobil wisata yang ada nongkrong tak berdaya dengan roda yang tidak lagi utuh serta lumut menyelimutinya. Taman, jalan, kolam renang, air mancur, cottage dan penginapan tidak beda ubahnya dengan yang lainnya. Rusak dan tak terawat. Yang masih bertahan hanya arena bombom car, itu pun kalau ada pengunjung yang datang baru beroperasi. Bila tidak ada pengunjung mobil-mobilan di arena tersebut tergeletak tanpa daya.

Entah..., keadaan ini disebabkan oleh apa sehingga seperti sekarang ini. Pulau Kumala tidak lagi mengundang daya tarik bagi wisatawan. Lebih-lebih untuk sampai ke sana harus menggunakan perahu ces (ketinting) yang kecil. Tidak sedikit para wisatawan itu yang akhirnya tidak jadi ke sana karena khawatir akan keamanan dan keselamatan dirinya dengan naik perahu tersebut melintas Sungai Mahakam yang agung.

Apakah mereka, masyarakat Tenggarong, Samarinda, Balikpapan, dan kota-kota di sekitar Kalimantan Timur itu sudah merasa bosan dengan aneka rekreasi yang ada sehingga sepi dan pengelola Pulau Kumala tidak lagi bergairah yang akhirnya menelantarkannya? Atau, karena sekarang ini sudah banyak pilihan untuk berekreasi dan mencari hiburan. Atau, karena pihak pengelola, dalam hal ini pihak Pemda juga, tidak memiliki sikap yang inovatif yang terus-menerus sehingga masyarakat selalu berkeinginan untuk ke sana. Atau, jangan-jangan pihak pengelola dan Pemda tidak memiliki sikap menejemen yang baik sehingga Pulau Kumala terlantar dan tidak lagi mengundang daya tarik bagi masyrakat untuk datang berkunjung untuk rekreasi dan berlibur.

Atau, jangan-jangan....

Thursday, September 17, 2009

LEBARAN


Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran adalah sesuatu yang sangat istimewa di hati tiap umat Islam, khususnya umat Islam Indonesia. Pada hari ini setiap umat Islam bersuka cita bersama keluarga dan kerabat. Kesukacitaan ditampakan dengan pemakaian busana yang bagus dan indah serta dengan menyajikan beragam kue, masakan, dan minuman yang khas untuk menyambut para tetamu yang berkunjung untuk bersilaturahim dan bermaaf-maafan. Tidak hanya itu, senyum dan keramahan senantiasa terpancar dari raut wajah mereka saat bertemu dengan saudara-saudaranya. Idul Fitri aau lebaran memang sangat istimewa.

Karena begitu istimewa, tidak sedikit mereka yang pergi merantau dan jauh dari kampung halaman menjelang hari yang istimewa itu mereka harus pulang kampung atau yang biasa dikenal dengan istilah mudik. Betapa pun mudik harus disertai dengan beragam pengorbanan; seperti tenaga, waktu, dan biaya yang tidak sedikit; hal-hal seperti demikian tidaklah menjadi mereka surut untuk mudik. Mereka sangat antusias. Mereka mau berdesak-desakan untuk mendapatkan tiket transport demi bisa membawnya pulang kampung. Ada yang memburu tiket bus di terminal, tiket kereta api di stasiun, tiket kapal laut di pelabuhan, atau tiket pesawat di bandara. Bahkan bila mereka mempunyai kendaraan pribadi tidak segan-segan harus dimuati dengan teman, kerebat, dan kenalannya sehingga mobil minibus sarat dengan penumpang dan barang bawaannya. Semuanya itu dengan tujuan agar mereka dapat berkumpul dengan keluarga dan kerabat pada hari lebaran.

Lebaran sekali lagi sangat istimewa. Pada hari ini siapa pun tidak segan dan tidak berat untuk memohon maaf dan memberikan maaf atas segala salah dan khilaf selama ini, baik yang sengaja atau pun kesalahan dan kekhilafan yang tidak disengaja. Dengan demikian mereka kembali kepada kefitrahan atau kesucian kemanusiaannya sebagai hamba Allah.

Lebaran mungkin boleh jadi dimaknai dengan ungkapan 'bebas dan lepas'. Bebas dan lepas dari segala salah dan khilaf yang semuanya itu berdampak pada dosa. Mereka kembali kepada kefitrahan dan kesucian dirinya seperti saat pertama kali dilahirkan.

Semoga lebaran atau idul fitri benar membuat tiap manusia senantiasa dalam kefitrahan dan kesucian hati, sikap, perbuatan, pikiran, dan bentuk aktivitas lainnya sehingga kita semua bisa bertemu dengan Allah dengan wajah yang berseri-seri.

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 HIJRIAH
MINAL AIDIN WALFA IDZIN
MOHON MAAF LAHIR - BATIN

Sunday, September 6, 2009

Petasan Mengganggu Suasana Ramadhan



Hampir dipastikan, tiap kali bulan Ramadhan datang maka saat itu juga di kaki-kaki lima beberapa pedagang dadakan menyediakan komoditi musiman. Yakni, petasan dari ukuran yang kecil sampai ukuran yang besar. Namun, apa pun akurannya petasan sama saja bila tersulut api akan meledak dan menimbulkan bunyi dentuman yang memekakkan telinga.

Petasan (bledogan dlam bahasa Cirebon)bagi kalangan etnis atau masyarakat tertentu diperlukan dalam sebuah penyelenggaraan perayaan. Misalnya, tahun baru, ulang tahun kota, perayaan kemerdekaan, atau pesta perkawinan. Mengingat peatasan dapat meraimaikan suasana perayaan dan kehadirannya sangat dinanti-nantikan. Namun, perlu diingat apa pun alasannya peatasan merupakan salah satu benda yang sangat berbahaya karena termasuk bahan peledak.

Tidak sedikit terjadi tempat-tempat pengrajin petasan dan kembang api menjadi hancur porak-poranda manakala mereka sedang meracik, mengolah, dan membuat peatasan dan atau kembang api. Bahkan tidak sekedar harta benda yang hancur, korban jiwa pun kerap terjadi. Mengingat, sesungghnya bahan petasan ini terbuat dari bahan-bahan kimia yang mudah sekali terlecut untuk meledak, seperti belerang dan potasium.

Tidak kurang bahayanya adalah saat petasan-petasan itu disimpan dan didistribusikan di pasar-pasar. Karena kering dan panasnya tempat penyimpanan atau bercampur dengan bahan kimia lain, petasan bisa menjadi bom waktu yang siap berpotensi meledak dan menghancurkan serta meluluhlantakkan benda-benda yang ad di sekitarnya, termasuk manusia. Tidak hanya sampai di situ, saat petasan disulut sangat berisiko yang dapat menciderai anggota tubuh atau merusak gendang telinga. Dan, hal ini kerap terjadi karena biasanya yang bermain petasan adalah anak-anak. Mereka sering berbuat sembrono dan teledor sehingga tdak hanya berpotensi melakui dirinya tapi pun orang lain di dekatnya atau dapat membahayakan benda-beda lainnya.

Oleh karena itu, sangat mendesak bila pihak berwenang, dalam hal ini apakah Satpol PP atau pihak kepolisian selain melakukan razia petasan di kaki-kaki lima, pun harus bisa menekan pembuatan petasan secara ilegal di sentra-sentra industri petasan yang ada. Misalnya, di daerah Indramayu yang hampir penduduknya saat menjelang bulan Ramadhan membuat kerajinan petasan. Selain itu, pihak keluarga harus bisa mengontrol anak-anaknya agar mereka tidak membeli dan membakar petasan.

Kembali ke bulan Ramadhan, sepertinya Ramadhan identik dengan petasan. Tiap tahun saat tiba dan berlangsungnya Ramadhan penjualan dan pembakaran petasan semakin marak. Dan, sangat disayangkan, mereka-mereka yang membakar dan membunyikan petasan itu tidak tahu aturan. Mereka membakar dan membunyikan petasan pada saat orang-orang sedang shalat atau di kawasan perumahan sehingga sangat mengganggu ketentraman pelaksanan shalat atau ketenangan suasana perumahan. Ini sangat mengganggu. Oleh karena itu, mari kita tinggalkan petasan dan berbuatlah yang membuat orang lebih merasa tentram.

Tuesday, September 1, 2009

Mudik, Sebuah Fenomena Tradisi


Setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri tiba semua menjadi sibuk. Tidak saja perkara sibuk mengenai meningkatkan amal ibadah, misalnya tiap Muslim melakukan itikaf dan para amil zakat menerima penunaian zakat fitra, mal, shodaqoh, atau lainnya untuk didistribusikan ke para mustahiq. Namun pada kesempatan yang bersamaan masyarakat bersiap-siap untuk melakukan perjalanan panjang ke kampung halaman, mudik.

Jalanan, lebih khusus jalanan wilayah Pantura Jawa, menjadi sangat padat. Tidak kalah dengan arus kendaraan bermotor roda dua, roda tiga, roda empat, dan lainnya dijalanan, di stasiun, pelabuhan, dan bandara keadaannya sama. Semuanya sibuk dan frekuensi aktivitasnya semakin bertambah, tiada lain secara umum untuk mudik.

Semua biaya, tenaga, dan pikiran dikerahkan untuk tujuan ini. Tiket semahal apa pun harus didapat. Perjalanan yang sangat melelahkan bukan sebuah rintangan. Sepertinya mudik dan berada di kampung halaman adalah sebuah aktivitas yang wajib dilakukan setiap tahunnya. Bila tidak, rasanya suasana lebaran tidak afdol, tidak hidmat. Bahkan ada anggapan seorang anak yang tidak bisa pulang kampung pada saat lebaran bertemu dengan orangtua dan segenap keluarganya adalah anak yang durhaka! Maka, mudik adalah fenomena yang sangat mentradisi bagi negeri ini.

Bila fenomena ini tidak diimbangi dengan perbaikan sarana transportasi dan pelayanan dari semua pihak serta sikap patuh pada peraturan, maka perjalanan mudik selalu saja mengambil korban. Tidak jarang dalam arus mudik di jalanan, akibat tidak mau mengalah dan tidak mematuhi peraturan lalu lintas terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kerugian, baik materil maupun nonmateril.

Oleh karena itu, sebelum mudik pastikan Anda telah merencanakan dengan matang pada jauh-jauh hari sehingga tiket perjalanan sudah didapat. Atau, kalau menggunakan kendaraan pribadi cek semua kelayakan dan kelengkapan perelatan kendaraan serta tetap hati-hati dan waspada. Jangan mengambil risiko yang sangat berbahaya, seperti mengendarai sepeda motor dengan lebih kapasitas.

Memang trent mudik akan terus berlanjut dan akan semakin membludak. Oleh karena itu, selalulah Anda menggunakan kendaraan yang aman dan mengkikuti peraturan yang ada agar selamat sampai kampung dan kembali ke tempat semuala. Selamat mudik.

Monday, August 31, 2009

Mempelajari Al-Qur'an sebagai Kewajiban Umat Islam


Allah mewahyukan Al-Qur'an kepada Rosulullah Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup umat manusia sehingga selamat dunia - akhirat. Al-Qur'an diwahyukan oleh Allah kepada Muhammad SAW dalam bahasa Arab. Pewahyuan dalam rentang waktu kurang-lebih 23 tahun.

Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Qur'an yang terdiri atas 114 surat yang terangkai dalam 6666 ayat tidak hanya berisi masalah-masalah hukum. Selain masalah hukum, Al-Qur'an memuat masalah sejarah, perintah, larangan, ancaman, balasan, ilmu pengetahuan, fenomena alam, dan petunjuk hidup. Kesemuanya itu orang Islam wajib mempelajari, memahami, dan mengamalkannya.

Untuk bisa memahami Al-Qur'an tentu kuncinya adalah harus bisa membaca dahulu. Dalam hal ini seseorang harus bisa membaca huruf-huruf bahasa Arab. Dengan bisa dan fasih membaca dan melafalkan bacaan Al-Qur'an, diharapkan selanjutnya mampu menerjemahkan apa arti bacaan dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Setelah bisa menerjemahkan selanjutnya mampu menafsirkan ayat-ayat Al-qur'an dengan keilmuan yang mencukupinya. Selanjutnya, kewajiban yang tertinggi umat Islam atas Al-Qur'an adalah mengamalkan Al-Qur'an dalam segala aspek kehidupan.

Secara sederhana kewajiban umat islam kepada Al-Qur'an Karim:
1. Membacanya,
2. Memahaminya,
3. Mengajarkannya,
4. Menghafalkannya, dan
5. Mengamalkannya.

Adalah kewajiban kita untuk mengenalkan dan mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak kita dan orang lain sehingga mereka bisa membacanya. Dengan modal membaca ini diharap ia akan lebih meningkat keterampilannya. Ia akan bisa hafal, memahami, benar menafsirkannya, dan benar mengamalkannya.

Bila kita sebagai orangtua yang karena keterbatasannya tidak bisa secara leluasa mengajak anak belajar membaca Al-Qur'an dengan baik, sekarang sudah banyak pusat-pusat lembaga belajar membaca daan memahami Al-Qur'an. Lembaga itu di antaranya adalah Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA). Begitu pun banyak metode yang mempermudah dalam membaca Al-Qur'an. Maka di sini, bila orangtua (keluarga) tidak bisa dengan baik mengajari anak membaca Al-Qur'an, mari bawa mereka ke lembaga-lembaga tersebut atau mendatangkan ustadz/ustadzah ke rumah untuk mengajari anak-anak kita belajar membaca Al-Qur'an.

Semoga dengan mereka mampu membaca Al-Qur'an, mereka akan menjadi manusia-manusia yang dapat memahami dan mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupannya. Dan, kelak anak-anak kita akan mengajarkan Al-Qur'an kepada cucu-cucu dan cicit-cicit kita.

Semoga Allah SWT memudahkan kita mempelajari, memahami, menafsirkan, menghafalkan, dan mengamalkan Al-Qur'an.

Bulan Ramadhan Tidak Sekedar Bulan Puasa



Setiap orang Islam yang sudah terkena syariat pastilah merasa bersuka cita atas datangnya bulan Ramadhan. Pada bulan ini ghirah untuk beribadah kepada Allah SWT pada diri tiap orang Islam sangat tinggi. Tidak saja menunaikan kewajiban berpuasa yang disyariatkan Allah SWT dalam Al-Qur'an (2:183), tapi juga ibadah-ibadah yang lainnya.

Selama bulan Ramadhan orang Islam sangat bersemangat untuk shalat tepat waktu berjamaah di masjid-masjid sehingga pemandangan 'membludaknya' para jamaah ketika shalat, baik shalat fardhu maupun sunah, sangat terasa. Di samping menunaikan shalat itu sendiri, mereka berlama-lama di dalam masjid untuk dzikir dan tadarus serta turut menyimak kajian keagamaan yang disampaikan oleh seorang ustadz atau penceramah. Mereka menggali pemahaman tentang keislaman sehingga pengetahuan keislaman yang didapat semakin banyak dan semakin mendalam.

Pada bulan Ramadhan pun tiap diri orang Islam berlomba-lomba untuk bersedekah, baik di masjid maupun di luar masjid. Dengan rijki yang diterimanya, orang Islam berupaya membagi rijki itu kepada sesamanya agar mereka yang hidupnya tidak lebih baik dari kita dapat menikmati rijki itu dengan mudah dan di sana terjalin tali silaturahim yang kokoh. Ada yang menyedekahkan uang, barang, atau makanan yang semuanya itu dapat membuahkan sikap egaliter antarsesama umat manusia.

Di kesempatan-kesempatan tertentu pun banyak di antara umat Islam menyempatkan diri membaca-baca buku-buku keagamaan, mengenai fiqih, sejarah, perbandingan agama, dan lainnya yang semuanya itu dapat memberikan pengayaan wawasan pemahaman tentang Islam. Maka, tidak mengherankan bila selama bulan Ramadhan buku-buku keagamaan sangat laris terjual.

Semua aktivitas di atas sesungguhnya dalam rangka meramaikan bulan Ramadhan yang penuh berkah, ampunan, dan pembebasan dari Allah SWT. Mereka melakukan demikian demi menyambut seruan Allah dan mendapatkan ridlo Allah sehingga tujuan dari bulan Ramadhan yang mengharapkan umat Islam menjadi manusia yang bertaqwa dapat tercapai. Maka, apalah lagi yang diharap selain menjadi manusia-manusa yang taqwa di hadapan Allah SWT?

Manusia yang taqwa adalah manusia yang dapat memelihara hubungannya dengan Allah SWT sebagai Tuhannya, dengan memenuhi perintah-perintahnya dan meninggalkan larangan-larangannya. Manusia yang taqwa pun adalah mereka yang dapat memelihara hubungannya dengan sesama umat manusia secara baik dan adil. Oleh karena itu, manusia yang taqwa adalah manusia yang sholeh secara theologi dan sholeh secara sosiologi.

Semoga dengan Ramadhan ini Allah menjadikan diri kita menjadi manusia yang sholeh kepada Allah dengan menunaikan kewajiban-kewajiban kita pada-Nya dan sholeh kepada sesama kita dengan bersikap dan berbuat secara baik dan adil.

Monday, April 27, 2009

Memperingati Hari Bumi



25 April diperingati sebagai Hari Bumi. Di Kutai Timur, Kaltim, PT Kaltim Prima Coal bekerja sama dengan Pemkab Kutai Timur dan masyarakat melaksanakan peringatan Hari Bumi dengan mengambil tema 'Bakti Bumi Sengata'.

Pelakasanaan diadakan pada Sabtu, 25 April 2008. Pelaksanaan kegiatan diwarnai dengan beberapa kegiatan. Di antaranya jalan sehat sambil bersih-bersih lingkungan, menanam pohon, lomba mnggambar, membuat poster, dan pameran serta demontrasi pembuatan kompos.

Kebetulan saya diserahi tugas untuk meliput jalannya beberapa kegiatan Peringatan Hari Bumi. Saya turut berbaur dengan para peserta lomba mengambar dan mewarnai di Taman Sentra Niaga Swarga Bara. Di sinilah secara tak diduga saya didaulat untuk mengorganis beberapa kegitan sehingga saya harus menenteng megaphone dan melayani beberapa pihak. Ya, tugas dadakan. Padahal, banyak panitia yang bercokol di sana namun karena banyaknya peserta mereka menjadi agak sulit menanganinya. Maka, yang turun tangan akhirnya para guru sedangkan panitia inti sedikit demi sedikit mundur satu per satu karena banyak yang komplain.

Ya, menghadapi komplain dan protes beberapa pihak, utamanya orang tua, saya hanya senyum-senyum dan asyik aja. Nda usah ditanggapi dengan serius apalagi adu argumen. Ngalir saja. Dan, sesungguhnya selain untuk meliput jalannya kegiatan saya pun ingin mengantar anak saya turut lomba. Lomba yang diikuti adalah 'melegkapi gambar'. Maka, semuanya beres dan lomba berlangsung dengan baik berkat kerja keras para guru dan dibantu oleh sedikit panitia inti, saya melihat anak saya turut lomba sekaligus saya membuat beberapa photo sebagai bahan dokumentasi.

Namun dengan kerja keras para guru dan keterlibatan saya dalam memecahkan crowded di lapangan, akhirnya lomba dan agenda lain dapat berjalan dengan baik.

Selamat Hari Bumi. Mari kita pelihara kualitas bumi sebagai rumah kita agar tetap kondusif.

Wednesday, April 22, 2009

Acara Kartinian



Memasuki April tiap tahunnya orang Indonesia, khususnya kaum ibu-ibu sibuk siap-siap memperingati Hari Kartini. Di kantor-kantor pemerintah, instansi swasta, dan lazimnya di sekolah-sekolah peringatan Hari Kartini begitu ramai diselenggarakan.

Bentuk peringatan sangat beragam namun yang umum adalah lomba yang bernuansa female. Misalnya, lomba merangkai bunga, lomba membuat dan menghias menu nusantara, lomba peragaan busana, olahraga kasti, lomba dandan, paduan suara, atau lomba yang bernuansa domistik. Ibu-ibu ramai-ramai dech pakai busana daerah. Ada kebaya baju daerah Jawa. Ada ulos dari daerah Batak. Ada baju daerah Padang, daerah Sunda, daerah Dayak, dan lainnya. Mereka tampil cantik-cantik.

Tidak kalah hebohnya adalah perayaan Hari Kartini di sekolah-sekolah. Anak-anak seakan berpesta setahun sekali dengan mengenakan pakaian bebas tidak seperti biasanya menggunakan seragam. Mereka beragam corak dengan busana daerah atau busana adat yang ada di Indonesia. Bentuk acaranya pun beragam. Ada lomba baca puisi. Lomba bercerita riwayat hidup RA Kartini. Lomba menggambar potret RA Kartini. Lomba paduan suara lagu daerah (nasional). Lomba membuat dan menghias nasi tumpeng. Dan, yang sangat ditunggu-tunggu adalah lomba peragaan busana dan karnaval.

Dalam lomba peragaan busana mereka berpasang-pasangan (Atau, dipasangkan...?). Mereka berjalan serasi dengan busana yang dikenakannya di depan juri dan para penonton. Mereka senyum dan berjalan layaknya pasangan pengantin yang sedang menyelenggarakan resepsi. Sementara di ajang karnaval para murid serentak berjalan sesuai rute yang sudah ditetapkan dengan aneka corak ragam busana dengan asesorinya. Yah..., mereka asyik-asyik saja, bahkan cendrung menikmatinya....

Saya tidak mengerti kapan pola peringatan Hari Kartini akan berubah warnanya. Sepertinya, pola-pola semacam ini sangat dulu sekali saya pernah melewatinya dan kini terulang lagi. Atau..., ide yang tidak segera beranjak untuk mendobrak kebiasaan-kebiasaan feodal. Sepertinya peringatan Hari Kartini dengan bentuk semacam ini sangat tidak mengena dengan cita-cita yang Kartini perjuangkan dalam mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan Indonesia.

Ini sungguh sangat paradoks. Di satu sisi Kartini ingin perempuan Indonesia maju dalam pikiran dan pendidikan. Di sisi yang lain perempuan Indonesia kini senantisa terjebak pada pola-pola lama yang sangat tradisional-feodal. Yakni, menempatkan perempuan Indonesia di sudut-sudut etalese bangsa, yang hanya memiliki fungsi sebagai tontonan, pajang, dan pamer dengan dandanan yang dikenakannya.

Wahai Ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia...

(Selamat Hari Kartini. Semoga tidak terjebak dalam artifisial-feodal....)

Saturday, April 11, 2009

Mencontreng Anggota Dewan





Kamis, 9 April 2009 ditetapkan oleh KPU sebagai waktu pemilihan anggota legislatif, serentak dari Sabang sampai Merauke. Meskipun di sana-sini ada beberapa TPS yang diundur atau diulang pelaksanaan pemilihannya. Hal demikian disebabkan oleh beberapa kendala, misalnya surat suara yang tertukar dengan daerah lain.

Memang pemilihan sekarang berbeda dengan beberapa metode pemilihan sebelumnya. Pada pemilihan sebelumnya para pemilih mencoblos nama atau lambang partai atau nama calon anggota legislatif. Sekarang para pemilih harus menentukan pilihannya dengan memberikan tanda contrengan (check list)pada nama calon legislatif atau lambang partai.

Yang menjadi masalah adalah dengan banyaknya partai peserta pemilu dan nama calon legislatif tiap partai para pemilih menjadi sedikit mengalami kesulitan. Kesulitan membuka kertas surat suara, melihat dan membaca satu per satu nama partai dan calon legislatif, kemudian melipat surat suara serta memasukannya. Mungkin bagi yang normal (tidak cacat) kesulitan di atas dapat diatasi. Akan tetapi bagi mereka yang tunanetra atau yang unliteracy metode seperti itu sangat menyulitkan.

Kebimbangan para pemilih dalam menentukan pilihannya adalah dengan banyaknya calon legislatif yang bertarung dalam ajang pemilu. Ada yang benar dikenal, banyak yang bintang dadakan. Yang dikenal tidak separtai, bahkan cenderung banyak yang melakukan pindah rumah alias kutu loncat. Sungguh ini menyakitkan!

Artinya, mereka yang kutu loncat itu jelas motivasinya bukan unuk demi perbaikan nasib rakyat banyak. Akan tetapi motivasinya adalah bagaimana kekuasaan tetap berada di tangannya sehingga koneksitas dengan pihak lain dapat mudah ditembus. Ujung-ujungnya ia mudah mendapatkan proyek. Sehingga untuk itu ia mau saja mengeluarkan biaya yang sangat besar. Membuat baliho, spanduk, bendera,stiker, kaos, payung, dll. Maka, marilah kembali kita melihat politik ekonomi. Calon yang seperti ini pastilah bila ia terpilih menjadi anggota legislatif ambisinya adalah bagaimana modal yang sudah ia keluarkan akan kembali dan untung banyak. Akhirnya, kembali negara dan rakyat yang dibajak oleh anggota legislatif. Misalnya, para anggota dewan itu secara berjamaah membuat UU atau aturan untuk melegalkan dana keluar.

Mereka dipayungi oleh aturan mereka sendiri untuk dapat dikatakan sah secara UU atau aturan plesir ke sejumlah negara, dengan kamuflase studi banding. Uang aspirasi, uang ini, uang itu, dan ini, dan itu, dan seterusnya yang akhirnya kembali negara dan rakyat harus menanggung beban gaya hidup mereka. Tunjangan keagamaan, tunjangan telekomuikasi, tunjangan dapaur, tunjangan keluaraga, tunjangan dan tunjangan yang lain. Maka yang terjadi adalah gedung anggota dewan tidak ubahnya dengan sarang para perompak.

Untuk itu agar para calon yang nantinya bisa duduk di kursi dewan "tak berulah", maka dalam pemilihan kemarin saya menggunakan kriteria "terbaik di antara yang tidak baik". Sehingga, potensi keculasan anggota dewan nantinya dapat tereduksi, meskipun tidak sama sekali. Kalau bertindak 'GOLPUT' sepertinya kita berlepas tangan padahal di sana ada harapan dan meminta janji-janji.

Alhamdulillah di TPS kami berlangsung dengan baik. Artinya, para calon pemilih meskipun tidak semuanya datang ke TPS dapat memberikan pilihannya dengan baik dan tidak ada celah kisruh sedikit pun. Bahkan saat penghitungan surat suara banyak di antara para warga yang saling bercanda, bertepuk tangan biala ada yang pilih partai atau nama calon ini - itu, atau dengan meneriakan kata 'sah' mengingat para anggota KPPS sudah lelah.

Mudah-mudahan dengan aturan minimal 2% perolehan suara tiap partai yang boleh ikut lagi sebagai peserta pemilu lima tahun ke depan dapat diterapkan. Mengingat jumlah partai sebanyak 44 partai dengan sejumlah nama calon legislatif yang ada sangat membingungkan para pemilih dan ini jelas memberatkan negara dalam membiayai mekanisme pemilihan. Ya, idealnya 5 partai atau paling banyak 10 partai. Sehingga, tidak banyak calon legislatif yang tak terpilih yang menjadi stress karena sudah sekian banyak mengeluarkan biaya untuk merebut suara di masyarakat. Titik.

Friday, April 3, 2009

Memilih Anggota Dewan



Masa kampanye pemilihan anggota DPR, baik untuk tingkat kabupaten, propinsi, dan pusat, hari ini sudah berakhir. Mulai Minggu sampai Rabu menjelang waktu pencontrengan (pencoblosan?), adalah masa tenang. Dan, di har Kamis, 9 April 2009 seluruh WNI yang sudah memenuhi syarat berhak mengikuti pemelihan anggota dewan tersebut.

Para calon anggota dewan bersama partai yang ditumpanginya sudah mengumbar janji-janji dan tidak lupa mengotak-atik partai rivalnya sehingga para calon pemilih dapat menentukan pilihan untuknya atau paratainya. Gambar pun dengan tampang yang narsis sudah dipasang mereka di mana-mana. Ada yang senyum, ada yang melambaikan tangan, ada yang mengepal, ada yang bersalam dengan tokoh terkenal, dan lainnya. Intinya, mereka begitu narsis.

Sok bersih. Sok hebat. Sok bisa. Sok pinter. Sok ngerti. Sok tahu. Sok segala-galanya daripada yang lainnya. Anehnya, mereka yang photonya terpampang di pinggir jalan itu, yang berjas, berdasi, berkopiah, dan dengan latar belakang merah - putih,; atau yang dandan cantik, kemunculannya baru-baru ini saja. Sehingga tidak jarang di antara mereka tidak dikenal oleh masyarakat.

Kalaulah mereka menonjol di masyarakat dengan berorganisasi ini atau itu dan telah mendarmabaktikan hidupnya untuk kepentingan masyarakat, sepertinya tidak akan sulit mereka duduk di kursi dewan. Tapi, ya, itu. Secara mendadak dan tiba-tiba mereka muncul dan ngaku-ngaku: pinter, tahu, hebat, bisa, ngerti, amanah, dan lain-laian dan lain-lain.

Bahkan yang lebih narsis dan tidak lucu adalah ada calon anggota dewan yang berasal dari partai lain ke partai lain. Misalnya, sebelumnya ia menjadi anggota dewan dari partai A. Akan tetapi, karena ia sudah menjabat untuk yang kesekian kali atau di-PAW-kan, atau dicopot keanggotaannya, ia mencari partai baru dan membayar ini - itu agar namanya berada di barisan teratas dari partai tersebut. Ini sungguh konyol!!!

Jelas ini terbaca dengan lugas mereka yang kutu loncat ini, misinya bukan untuk perbaikan masyarakat, melainkan demi perut dan isi rumahnya dan keluarganya. Sehingga, kedinastiannya, kemewahannya, dan hidup enaknya dari hasil membajak UU tidak terhenti.

Lalu, kita mau pilih siapa?
Ya, jawabannya ada pada diri Anda. Namun, kiranyanya cobalah bertanya pada hati nurani kita masing-masing. Mau pilih calon anggota dewan yang narsis dan menggunakan aji-aji, atau pilih calon anggota dewan yang track recordnya sifat negatifnya lebih sedikit. Sehingga biarpun kita pilih orang yang masih ada celanya, setidaknya kita pilih orang yang celanya tidaklah lebar.

Bagaimana?

Tuesday, March 31, 2009

Anakku Masuk Semifinal Olimpiade Sains Kuark Level 1




7 Februari 2009 silam sekian ratus anak dari beberapa SD ikut lomba Olimpiade Sains Kuark untuk wilayah lomba Kutai Timur di sekolah yang kami kelola. Penyelenggara Olimpiade Sains Kuark adalah Penerbit Majalah Komik Sains Kuark, Gramedia, yang diketuai oleh Prof. Dr. Yohanes Surya, bekerja sama dengan Bimbel Primagama. Dari sekian ratus peserta lomba yang terbagi dalam tiga level, level 1 untuk kelas 1 -2 SD, level 2 untuk kelas 3 - 4 SD, dan level 3 untuk kelas 5 - 6 SD; peserta dari sekolah kami banyak yang lolos ke semifinal (Lihat di: www.komikuark.net). Di antara mereka salah satunya adalah anakku yang masih kelas 1 SD, Saniya Nisa Auliya Karim.

Penyelenggaraan lomba, mulai pembuatan soal, pengawasan lomba, dan penskoran nilai adalah sepenuhnya dilakukan oleh manajemen Kuark dibantu Bimbel Primagama dengan teknik komputerisasi. Lomba ini bersifat nasional dan serentak dilakukan di seluruh propinsi Indonesia.

Pada pertengahan April nanti babak semifinal Olimpiade Sains Kuark bila tidak ada halangan akan segera diselenggarakan untuk mendapatkan para finalis. Tahun kemarin sekolah kami dapat mengirimkan 3 finalis untuk berlomba di Jakarta, meskipun belum sampai menjadi juara. Mudah-mudahan dengan pengalaman yang ada dan persipan yang memadai anak-anak kami banyak yang masuk sebagai finalis dan meraih yang terbaik.

Khusus untuk anak kami, di rumah kami mengajaknya belajar dan berdiskusi tentang beragam fenomena alam dan mahluk hidup. Selain itu, kami memanfaatkan majalah komik sains Kuark sebagai salah satu referensi dan beberapa soal latihan. Alhamdulillah, anak kami tidak sekedar tahu dan hafal tentang suatu hal, tapi ia pun dapat menganalisa, mensintesa, menafsirkan, dan menympulkan dari beragam permasalahan mengenai sains sehingga jawaban yang dibuat tidak karena "katanya".

Selain di rumah, anak kami juga dibimbing oleh guru di sekolah dalam mempelajari sains. Mudah-mudahan ia akan mudah menganalisis soal atau permasalahan sains yang ada sehingga menjadi peserta yang terbaik. Semoga.

Monday, March 30, 2009

Anak Lakilakiku Mau Tampil di TV




Saat ini anak kami yang kedua, lakilaki usia 3,10 tahun, sedang ikut main di Play Group Al-Mawadah, di kompleks Griya Prima Lestari, Sengata, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Kebetulan play groupnya mendapat kesempatan tampil di stasiun televisi lokal dalam acara Pelangi Anak-anak. Maka dari sekian anak, anak kami tampil untuk menyanyi sambil menari dan membaca sebuah doa.

Di play gruop anak-anak dilatih oleh pendampingnya yang dipimpin Ibu Bahria. Ada yang berlatih menari, menyanyi, baca puisi, baca doa, dan beberapa tepuk tangan. Anak-anak terlihat begitu senang dengan latihan ini.

Untuk tampil anak-anak dianjurkan untuk mengenakan pakaian daerah (pakaian adat). Ada pakaian dari Banjar, Bugis, Padang, Dayak, Kutai, Mandar, Makassar, dan ada pakaian profesi, seperti pakaian tentara atau polisi. Untuk persiapan anak kami tampil, kami sudah bertanya-tanya siapa yang punya pakaian daerah. Alhamdulillah, di TK yang kami kelola ternyata memiliki beberapa koleksi pakaian daerah mengingat setiap tahun kami sering mengadakan beberapa kegiatan yang mengharuskan anak-anak mengenakan pakaian daerah.

Anak kami bersama play groupnya akan di shoot oleh pihak TV KUTIM (Televisi Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur) Senin, 6 April 2009. Tentu selaku orang tua tidak mau ketinggalan untuk menyukseskan acara tersebut. Di antara kami ada yang mempersiapkan beberapa makanan, snack, minuman, dll. Ya, mudah-mudahan semuanya lancar.

Tuesday, February 24, 2009

Anakku Berusia 7 Tahun

Banyak orang berkata pada kami, "Nda terasa, ya, anakmu sudah besar." Mendapati ungkapan tersebut kami hanya senyum-senyum saja. Ya..., harus bagaimana lagi? Padahal dalam membesarkan, merawat, menjaga, dan menemani dia banyak yang harus kami lakukan. Apalagi kalau sedang sakit. Bermalam-malam kami harus gantian menjaga dan memberikan obat untuknya agar lekas sembuh. Tapi..., ya..., itu dinamika sebuah kehidupan sebuah keluarga, lebih-lebih dinamika kehidupan orang tua. Untuk itu semua adalah hal yang dapat dimahfumi.

Anak kami yang pertama lahir di RS PKT Bontang, Selasa, 26 Februari 2002 dengan proses kelahiran normal. Kami dikarunia anak setelah sebelas bulan dari hari pernikahan. Sungguh kami merasa khawatir, sudah sebelas bulan belum juga ada tanda-tanda kehamilan. Kami pun akhirnya melakukan konsultasi kepada dokter kandungan. Dari hasil pemeriksaan ternyata kami sehat dan normal-normal saja. Namun untuk lebih lanjut saya disarankan untuk check sperm. Dari hasil ini saya mendapatkan terapi agar kualitas sperm menjadi baik. Dan, akhirnya kami mendapatkan sesuatu yang menggembirakan. Istriku terlambat haid dan setelah dicheck dengan menggunakan stik tes kehamilan, positif hamil. Agar lebih yakin, kami pergi ke klinik untuk check up. Hasilnya... puooositif. Kami sangat bersyukur dengan anugrah ini.

Karena kami masih di camp perusahaan, sambil sedang membangun rumah, asupan gizi sangat baik. Mau sayuran, buah-buahan, susu, dan lainnya begitu tersedia sehingga kami tidak begitu riskan dengan perkembangan janin kami. Alhamdulillah, setelah 9 bulanan anak yang kami tunggu-tunggu lahir dengan normal dan sehat. Dan, sekarang anak kami sudah masuk usia 7 tahun.

Alhamdulillah, anak kami mendapatkan anugrah intelektual yang bagus, keterampilan yang baik, dan perkembangan emosi yang kuat. Dalam mempelajari sesuatu anak kami dimudahkan oleh Allah sehingga cepat menguasainya. Misalnya, belajar membaca dia sudah bisa saat mau masuk TK. Berenang sudah bisa saat usia masih 2 tahunan. Belajar bahasa Inggris cepat memahaminya. Menyanyi, menulis cerita, dan membuat sebuah keterampilan dia begitu baik. Dalam hal agama pun dia dimudahkan untuk mempelajari beberapa doa, menguasai doa-doa atau bacaan shalat, dan membaca - menulis Al-Qur'an. Sungguh ini keseluruhan karunia dan anugrah Allah yang kami dapati dengan begitu manisnya.

Di usianya yang baru 7 tahun kami sangat mengharapkan semoga ia menjadi anak yang selalu sehat, baik, ceria, dan dimudahkan dalam segala urusan oleh Allah sehingga bisa membuat masyarakat lebih baik oleh jasa-jasa, ibadah, dan amal jariahnya. Amin.

Selamat ulang tahun anakku. Semoga Allah senantiasa membimbingmu dalam ilmu dan kebenaran. Amin, amin, ya, robbal alamin.

Membuat Majalah Sekolah


Membuat majalah sekolah merupakan hal yang sangat menantang. Dalam hal ini hanya saya yang 'hunting' news, menuliskan transkripsi, membuat lay out, dan berurusan dengan pihak printing sampai kepada distribusi majalah.

Kelihatannya sesuatu yang sederhana. Tidak repot. Tidak perlu banyak pikir. Tidak perlu njlimet. Cukup ikuti kegiatan di sekolah, amati, wawancarai narasumber, dan tulis di kertas. Lalu, ketik di komputer. Setelah sekian berita didapat kemudian diimport ke halaman lay out malajah. Jadi, deh, itu draft majalah.

Akan tetapi, ternyata untuk dapat mewujudkan sebuah majalah yang sederhana sekali pun harus ada segudang kreatif. Amati kejadian atau acara. Ambil photo dengan 'angle' yang bagus. Sampai utak-atik desain, sangat memerlukan perhatian dan sebuah kecakapan akan tool software komputer tertentu. Misalnya, software Adobe Photoshop, Page Maker, Corel Draw, dan Indesign serta PDF. Wuih..., perlu kecakapan yang baik.

Begitu pun dalam pemilihan desain majalah yang menyangkut tipografi huruf, warna, sampai tataletak photo dan teks sangat menguras waktu dan energi. Belum lagi memikirkan contens apa saja yang akan dipublish. Maka, harus baca ini - itu ke perpus atau browsing di internet. Ya..., sebuah kenikmatan sendiri manakala referens yang diperlukan didapat sebagai bahan landasan teori suatu artikel. Maka, di sini pun memerlukan sebuah keterampilan dalam meracik beragam pendapat dan beragam teori dalam satu sajian artikel.

Kepuasan yang lain manakala contens yang diangkat cukup mendapat perhatian dari para pembaca. Apakah itu dalam bentuk pujian, kritik, saran, bantahan, atau keberatan. Dalam hal ini berarti 'dunia saya' tidak menjadi suwung. Ada mahluk lain yang turut terlibat. Dan, inilah yang menjadikan dunia membuat majalah begitu menantang. Untuk itu semua saya terus meningkatkan kemampuan saya dengan membaca, browsing, bertanya, berlatih, dan terus utak - atik.

Inilah 'dunia saya' sekarang, selain bertugas sebagai seorang guru untuk menjadi teman anak-anak di kelas dalam mempelajari sesuatu.

Wednesday, February 18, 2009

Menabung, Memberikan Pendidikan Berhemat pada anak


Sepertinya apa pun yang kita lakukan harus ditunjang dengan dana atau uang. Ini adalah sebuah konsekuensi yang logis. Di mana ada demand, maka di situ ada capital. Misalnya, manakala belanja kita perlu dana. Begitu pun bila mau bepergian, membuat rumah, atau menyekolahkan anak.

Dalam hal menyekolahkan anak kita sangat memerlukan dana atau uang. Untuk membeli alat tulis, seragam, bayar sumbangan pendidikan, iuran ini - itu. Atau, ikut kegiatan arisan di lingkungan RT. Semuanya harus di-cover dengan dana. Mustahil akan berjalan dengan baik bila dana terbatas atau minim sama sekali.

Oleh karena itu, adalah sangat penting bila anak dilibatkan dalam hal ini. Bukan tentang penyediaan dananya, melainkan anak dilibatkan untuk mengetahui dan memahami bahwa untuk bisa memperoleh sesuatu atau sekolah perlu biaya (uang). Tentunya dalam melibatkan anak dalam masalah ini, harus menggunakan bahasa yang sederhana.

Keterlibatan anak terletak pada bahwa untuk mendapatkan sesuatu adanya sebuah usaha. Yakni, usaha dalam mendapatkan uang tersebut sehingga bisa memperoleh apa yang diperlukan. Bentuk keterlibatan anak, salah satunya, bisa diwujudkan pada sebuah sikap hemat dalam membelanjakan uang.

Anak perlu mendapat sebuah pendidikan bahwa berhemat adalah sebuah kegiatan yang baik dalam mencapai atau mendapat sesuatu yang diinginkan. Maka, adalah hal sangat beralasan bila dalam memberikan uang jajan anak perlu diingatkan dalam menyisihkan sebagian uang belanjanya. Dengan demikian, dalam rentang waktu sekian anak bisa mempunyai dana atau biaya dalam mendapatkan keinginan atau kebutuhannya. Oleh karena itu, orang tua bisa menyediakan alat, misalnya kaleng bekas, untuk alat menabung yang paling sederhana. Dalam bentuk lain adalah orang tua membukakan rekening di bank dengan atas nama anak sendiri.

Menyisihakan uang atau sikap berhemat bisa diwujudkan dalam bentuk menabung. Kebetulan di sekolah kami, melalui sebuah koperasi karyawan, telah dibuka 'Bank Mini'. Bank mini tersebut menjadi wadah dalam membangun sikap hemat dan berencana dalam membiayai sesuatu atau mendapatkan sesuatu. Anak dalam hal ini tidak diajarkan secara instan mendapat uang dari orang tua. Anak dengan uangnya sedikit demi sedikit ditabungkan di bank mini sekolah kami.

Inilah mengapa koperasi karyawan kami membuka bank mini dan melayani anak-anak dalam menumbuhkan sikap hemat dan berencana.

Wednesday, January 28, 2009

Mau Jadi Apa kalau Besar Nanti, Nak?


Kerap sekali kita menyaksikan ibu-ibu, bapak-bapak, atau orang dewasa ketika bercakap-cakap dengan seorang anak terselip pertanyaan: "Kalau besar nanti mau jadi apa?". Maka, dengan tegasnya anak tersebut menjawab: "Jadi pilot,". Atau, menyebutkan profesi-profesi orang dewasa lainnya yang memiliki kesan 'wah' dan gengsi.

Kita pun masih ingat saat ditanya hal demikian ketika kita masih anak-anak. Secara otomatis jawaban kita sepertinya sudah diplot. Yakni, menyebut profesi-profesi orang dewasa yang memiliki nilai gengsi meskipun pada saat itu kita tidak tahu benar dengan profesi tersebut. Dan, jawaban serta angan-angan itu tersimpan dalam memori kita seiring usia yag semakin bertambah.

Akan tetapi, saat kita sudah lebih banyak berkenalan dengan dunia, jawaban yang kita buat di saat usia kita masih belia dahulu, semakin lama semakin bias. Ternyata banyak alternatif-alternatif yang tersedia di luar sana. Dan, untuk menggapai itu semua memerlukan sebuah upaya yang tidak mudah. Bahkan, tidak sedikit modal yang diperlukan.

Ada keinginan yang tercapai sesuai dengan cita-cita kita dahulu. Namun tidak sedikit orang-orang akhirnya menjauh dari profesi yang dicita-citakan pada masa dahulu. Entah karena 1001 alasan yang menghadangnya atau yang menyebabkan dia harus menjauh dari yang dicita-citakannya. Walaupun demikian halnya itu wajar-wajar saja. Mengingat pada saat kita ditanya tentang cita-cita, saat itu kita belum mengetahui bagaimana abtraksi sebuah cita-cita dan untuk apa seseorang harus memilih cita-cita atau profesi.

Kaitannya antara cita-cita dengan anak adalah sangat penting. Hal ini berguna untuk membangun motivasi, mandiri, kreativitas, dan rasa percaya diri anak. Dengan itu anak akan menjadi optimis dalam hidupnya. Adalah di sisi lain dan itu tidak penting, bila dalam kenyataannya cita-citanya itu akan persis tercapai atau berbeda dengan kenyataannya saat ia besar nanti.

Sungguh sangat disayangkan dan fatal bila seorang anak dalam perjalanan hidupnya tidak meiliki cita-cita. Sehingga, ia tidak sejak dini membangun harapan-harapannya itu untuk diperjuangkan. Dengan begitu ia hidup bagaikan awan yang tersapu angin. Ke mana arah mendorong, maka ia pun mengikuti dorongan itu padahal belum tentu ia sesuai dan bisa untuk ke arah sana.

Tugas orangtua dalam hal ini adalah sebatas ikut membangun harapan-harapannya dan menjelaskan apa-apa saja profesi atau cita-cita itu. Seiring dengan perkembangan usianya kita pun bisa berdiskusi untuk menjelaskan apa dan bagaimana profesi-profesi atau cita-cita itu. Kita tidak harus langsung menunjukkan harus begini atau harus begitu. Sebaliknya, kita pun tidak harus mengatakan bahwa cita-cita atau profesi yang ini jelek sedangkan yang lain bagus. Biarlah anak membawa cita-citanya sendiri. Sekali lagi tugas kita hanya membangun, menyokong, dan ini yang tidak kalah penting membiaayai atas pencapaian cita-cita atau profesi yang diangankannya.

Antara Imaji dan Kreativitas


Boleh jadi Anda penggemar film Star-Trex, Starwars, Harry Potter, Lords of The Ring, atau Superman atau... film lainnya. Tentunya, film-film tersebut diangkat dari sebuah cerita yang dibuat oleh seorang penulis (author). Nah, dari sekian cerita yang dibuat oleh penulis, tidak pernah lepas dari dunia imajinasi. Dengan imajinasi yang dimilikinya, penulis dapat membuat dunia lain yang kemudian dapat dihadirkan kepada para pembaca atau para penonton bila sudah dibuatkan filmnya.

Dalam hal ini manusia tidak bisa lepas dari imajinasi. Imajinasi telah berkembang sejak dini dalam diri manusia. Bahkan jauh sejak manusia dalam kandungan seorang ibu sekali pun imajinasi sudah muncul. Maka, tidak salah bila para psikolog menganjurkan kepada para ibu hamil untuk melakukan interaksi dengan 'calon' anaknya yang ada di rahim. Interaksi tersebut bisa berupa elusan, percakapan monolog, atau rangsangan suara musik yang lembut. Salah satu tujuan diupayakannya kegiatan ini adalah agar imajinasi 'calon' anak dimulai atau berkembang sejak awal.

Imajinasi akan selalu beriringan dengan kenyataan. Bahkan, bila kita ambil pendapat Plato, bahwa sebelum adanya kenyataan yang ada terlebih dahulu adalah ide. Ide dalam hal ini adalah bayangan atau keniscayaan. Bayangan atau keniscayaan dalam hal ini bersinonim dengan imajinasi. Hal ini dapat dikaitkan antara ide dengan penciptaan seseorang dalam kehidupan nyata.

Sebelum seseorang menciptakan atau membuat sesuatu, maka yang ada adalah bayangan atau ide sesuatu tersebut. Dari kontruksi ide yang ada di pikiran, maka manusia berusaha untuk mewujudkan idenya tersebut dengan berbuat atau melakukan sesuatu hal sehingga idenya menjadi sebuah kenyataan. Kenyataan yang muncul bisa berupa wujud benda, perbuatan, kata-kata, atau bentuk lainnya.

Di sinilah hubungan antara imajinasi dengan kreativitas. Kreativitas akan muncul manakala seseorang dalam dirinya muncul ide-ide. Ide muncul bisa disebabkan oleh rangkaian imajinasi. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah ide dan atau ciptaan seseorang menjadi sesuatu yang kreatif?

Sebuah ide atau ciptaan menjadi sesuatu yang kreatif bila memiliki ciri-ciri yang spesifik. Misalnya, apakah terbarukan? Berbeda dengan yang sudah ada? Bila ide itu sesuatu yang baru, artinya sebelumnya belum pernah ada; boleh jadi dapat dikategorikan sesuatu yang kreatif. Begitupun bila berbeda dengan lainnya.

Sebaliknya bila ide yang ada atau ciptaan yang ada kurang lebih sama dengan yang sudah ada atau tidak jauh berbeda dengan yang lain, untuk dikatakan sesuatu yang kreatif adalah hal yang kurang beralasan.

Jadi, berimajinasilah agar hidupmu menjadi kreatif, meskipun itu hanya ada di dalam alam pikiran kita.

Thursday, January 22, 2009

Subhanallah..., Anak Kami Diberi kemudahan untuk Belajar


Subhanallah..., Maha Suci Allah yang telah menerapkan kadar-kadar-Nya bagi tiap manusia, mahluk ciptaan-Nya.

Anak kami yang pertama masuk jenjang dunia pendidikan model kelas dimulai pada usia dua tahunan. Saat itu dia ikut kelas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang lebih dikenal dengan istilah Play Group. Tepatnya Juli 2005. Nama Play Groupnya adalah Al-Mawadah yang terletak di pendopo kompleks perumahan kami, Griya Prima Lestari.

Tujuan kami mengikutkan dia di Play Group agar dia memiliki banyak teman sehingga bisa bersosialisasi dengan sebayanya. Sedangkan kami berdua, ayah dan bundanya sama-sama bekerja di sebuah institusi pendidikan. Maklum, rumah yang kami tempati saat itu masih sendirian, belum ada tetangga. Tetangga yang terdekat jaraknya 100-an meter, itu pun anak-anaknya sudah besar-besar. Jadi praktis, bila kami bekerja dia hanya dengan (maaf)pembantu kami. Maka, kesempatan bisa bersosialisasi dengan sebanyanya, ya, kalau tidak beranjangsana dengan tetangga atau kenalan adalah dengan ikut model Play Group tersebut.

Alhamdulillah..., selama di Play Group ia menunjukkan perkembangan yang baik. Bahkan memiliki nilai plus. Lebih kreatif, memiliki banyak teman, dan kuat menghafal beberapa doa sehari-hari. Selain itu ia menjadi mandiri. Pokoknya, apa-apa yang bisa ia lakukan; ia akan melakukannya sendiri. Kalau sampai dibantu orangtuanya ia akan interupsi. "Aku, kan, bisa sendiri...?"

Ya..., saya sangat bersyukur.

Mengingat usianya masih muda, maka ia ikut Play Group kembali di tahun kedua. Di waktu inilah perkembangan intelektualnya semakin berkembang. Ia mengenal warna dengan baik. Mengenal benda-benda. Mengenal hewan. Bahkan..., dalam berhitung ia pun sudah bisa mengoperasikannya. Tidak hanya bisa karena hanfal atau didaulat oleh orang lain.

Tamat dari Play Gruop anak kami melanjutkan ke TK yang kami kelola, yakni TK Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara (YPPSB) yang berada di bawah naungan PT Kaltim Prima Coal (PT KPC). Banyak perkembangan yang ia perlihatkan melalui beragam aktivitasnya. Ia gemar menyanyi, bercerita, origami, melukis, menari, dan lainnya. Beberapa prestasi ia sudah cetak. Maka, tidak heran ia pun menjadi andalan guru-gurunya dalam mengikuti kegiatan.

Memasuki tahun kedua di TK atau dikenal dengan TK kelas B, selepas waktu ashar ia ikut mengaji di TPA. Ia mengaji masih dalam tataran IQRA. Alhamdulillah, ia bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik.

Lulus dari TK ia melanjutkan ke SD, masih di institusi yang kami kelola. Puji syukur, di SD ia menunjukkan perkembangan yang peasat, baik segi intelektual maupun emosi-psikologisnya. Di SD ia masuk kelas bilingual. Yaitu, sebuah kelas yang diarahkan untuk dapat belajar dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. Nilai-nilai yang dicapai cukup sempurna. Maka, pada saat pembagian buku laporan perkembangan pendidikan semester pertama kemarin, 19 Desember 2008, ia menempati posisi teratas di kelasnya. Sungguh, kami sebagai orangtuanya saat mendapat laporan perkembangan pendidikan dari wali kelasnya, mearasa bangga meskipun berusaha kami sembunyikan perasaan itu. Ya..., alhamdulillah, subhanallah....

Lebih berbangga lagi, kemarin 22 Januari 2009, ia menghatamkan IQRA-nya. Ia menyelesaikan jilid 1 sampai 6 dan ia mengaji ke Al-Qur'an. Artinya, ia sudah menyelesaikan dasar-dasar dan hukum-hukum membaca Al-Qur'an untuk dapat membaca dengan baik teks Al-qur'an. Mudah-mudahan ia diberikan selalu sebuah anugrah kemudahan dari ALLAH SWT dalam mempelajari ilmu dan agama-Nya. Amin, amin, amin ya robbal 'alamin.

Semoga ia manjadi anak yang sholeha dan taqwa serta senantiasa berbakti pada orangtua dan memberikan manfaat yang positif bagi sesamanya dalam lingkup agamis.