Monday, August 31, 2009

Mempelajari Al-Qur'an sebagai Kewajiban Umat Islam


Allah mewahyukan Al-Qur'an kepada Rosulullah Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup umat manusia sehingga selamat dunia - akhirat. Al-Qur'an diwahyukan oleh Allah kepada Muhammad SAW dalam bahasa Arab. Pewahyuan dalam rentang waktu kurang-lebih 23 tahun.

Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Qur'an yang terdiri atas 114 surat yang terangkai dalam 6666 ayat tidak hanya berisi masalah-masalah hukum. Selain masalah hukum, Al-Qur'an memuat masalah sejarah, perintah, larangan, ancaman, balasan, ilmu pengetahuan, fenomena alam, dan petunjuk hidup. Kesemuanya itu orang Islam wajib mempelajari, memahami, dan mengamalkannya.

Untuk bisa memahami Al-Qur'an tentu kuncinya adalah harus bisa membaca dahulu. Dalam hal ini seseorang harus bisa membaca huruf-huruf bahasa Arab. Dengan bisa dan fasih membaca dan melafalkan bacaan Al-Qur'an, diharapkan selanjutnya mampu menerjemahkan apa arti bacaan dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Setelah bisa menerjemahkan selanjutnya mampu menafsirkan ayat-ayat Al-qur'an dengan keilmuan yang mencukupinya. Selanjutnya, kewajiban yang tertinggi umat Islam atas Al-Qur'an adalah mengamalkan Al-Qur'an dalam segala aspek kehidupan.

Secara sederhana kewajiban umat islam kepada Al-Qur'an Karim:
1. Membacanya,
2. Memahaminya,
3. Mengajarkannya,
4. Menghafalkannya, dan
5. Mengamalkannya.

Adalah kewajiban kita untuk mengenalkan dan mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak kita dan orang lain sehingga mereka bisa membacanya. Dengan modal membaca ini diharap ia akan lebih meningkat keterampilannya. Ia akan bisa hafal, memahami, benar menafsirkannya, dan benar mengamalkannya.

Bila kita sebagai orangtua yang karena keterbatasannya tidak bisa secara leluasa mengajak anak belajar membaca Al-Qur'an dengan baik, sekarang sudah banyak pusat-pusat lembaga belajar membaca daan memahami Al-Qur'an. Lembaga itu di antaranya adalah Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA). Begitu pun banyak metode yang mempermudah dalam membaca Al-Qur'an. Maka di sini, bila orangtua (keluarga) tidak bisa dengan baik mengajari anak membaca Al-Qur'an, mari bawa mereka ke lembaga-lembaga tersebut atau mendatangkan ustadz/ustadzah ke rumah untuk mengajari anak-anak kita belajar membaca Al-Qur'an.

Semoga dengan mereka mampu membaca Al-Qur'an, mereka akan menjadi manusia-manusia yang dapat memahami dan mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupannya. Dan, kelak anak-anak kita akan mengajarkan Al-Qur'an kepada cucu-cucu dan cicit-cicit kita.

Semoga Allah SWT memudahkan kita mempelajari, memahami, menafsirkan, menghafalkan, dan mengamalkan Al-Qur'an.

Bulan Ramadhan Tidak Sekedar Bulan Puasa



Setiap orang Islam yang sudah terkena syariat pastilah merasa bersuka cita atas datangnya bulan Ramadhan. Pada bulan ini ghirah untuk beribadah kepada Allah SWT pada diri tiap orang Islam sangat tinggi. Tidak saja menunaikan kewajiban berpuasa yang disyariatkan Allah SWT dalam Al-Qur'an (2:183), tapi juga ibadah-ibadah yang lainnya.

Selama bulan Ramadhan orang Islam sangat bersemangat untuk shalat tepat waktu berjamaah di masjid-masjid sehingga pemandangan 'membludaknya' para jamaah ketika shalat, baik shalat fardhu maupun sunah, sangat terasa. Di samping menunaikan shalat itu sendiri, mereka berlama-lama di dalam masjid untuk dzikir dan tadarus serta turut menyimak kajian keagamaan yang disampaikan oleh seorang ustadz atau penceramah. Mereka menggali pemahaman tentang keislaman sehingga pengetahuan keislaman yang didapat semakin banyak dan semakin mendalam.

Pada bulan Ramadhan pun tiap diri orang Islam berlomba-lomba untuk bersedekah, baik di masjid maupun di luar masjid. Dengan rijki yang diterimanya, orang Islam berupaya membagi rijki itu kepada sesamanya agar mereka yang hidupnya tidak lebih baik dari kita dapat menikmati rijki itu dengan mudah dan di sana terjalin tali silaturahim yang kokoh. Ada yang menyedekahkan uang, barang, atau makanan yang semuanya itu dapat membuahkan sikap egaliter antarsesama umat manusia.

Di kesempatan-kesempatan tertentu pun banyak di antara umat Islam menyempatkan diri membaca-baca buku-buku keagamaan, mengenai fiqih, sejarah, perbandingan agama, dan lainnya yang semuanya itu dapat memberikan pengayaan wawasan pemahaman tentang Islam. Maka, tidak mengherankan bila selama bulan Ramadhan buku-buku keagamaan sangat laris terjual.

Semua aktivitas di atas sesungguhnya dalam rangka meramaikan bulan Ramadhan yang penuh berkah, ampunan, dan pembebasan dari Allah SWT. Mereka melakukan demikian demi menyambut seruan Allah dan mendapatkan ridlo Allah sehingga tujuan dari bulan Ramadhan yang mengharapkan umat Islam menjadi manusia yang bertaqwa dapat tercapai. Maka, apalah lagi yang diharap selain menjadi manusia-manusa yang taqwa di hadapan Allah SWT?

Manusia yang taqwa adalah manusia yang dapat memelihara hubungannya dengan Allah SWT sebagai Tuhannya, dengan memenuhi perintah-perintahnya dan meninggalkan larangan-larangannya. Manusia yang taqwa pun adalah mereka yang dapat memelihara hubungannya dengan sesama umat manusia secara baik dan adil. Oleh karena itu, manusia yang taqwa adalah manusia yang sholeh secara theologi dan sholeh secara sosiologi.

Semoga dengan Ramadhan ini Allah menjadikan diri kita menjadi manusia yang sholeh kepada Allah dengan menunaikan kewajiban-kewajiban kita pada-Nya dan sholeh kepada sesama kita dengan bersikap dan berbuat secara baik dan adil.