Wednesday, February 18, 2009

Menabung, Memberikan Pendidikan Berhemat pada anak


Sepertinya apa pun yang kita lakukan harus ditunjang dengan dana atau uang. Ini adalah sebuah konsekuensi yang logis. Di mana ada demand, maka di situ ada capital. Misalnya, manakala belanja kita perlu dana. Begitu pun bila mau bepergian, membuat rumah, atau menyekolahkan anak.

Dalam hal menyekolahkan anak kita sangat memerlukan dana atau uang. Untuk membeli alat tulis, seragam, bayar sumbangan pendidikan, iuran ini - itu. Atau, ikut kegiatan arisan di lingkungan RT. Semuanya harus di-cover dengan dana. Mustahil akan berjalan dengan baik bila dana terbatas atau minim sama sekali.

Oleh karena itu, adalah sangat penting bila anak dilibatkan dalam hal ini. Bukan tentang penyediaan dananya, melainkan anak dilibatkan untuk mengetahui dan memahami bahwa untuk bisa memperoleh sesuatu atau sekolah perlu biaya (uang). Tentunya dalam melibatkan anak dalam masalah ini, harus menggunakan bahasa yang sederhana.

Keterlibatan anak terletak pada bahwa untuk mendapatkan sesuatu adanya sebuah usaha. Yakni, usaha dalam mendapatkan uang tersebut sehingga bisa memperoleh apa yang diperlukan. Bentuk keterlibatan anak, salah satunya, bisa diwujudkan pada sebuah sikap hemat dalam membelanjakan uang.

Anak perlu mendapat sebuah pendidikan bahwa berhemat adalah sebuah kegiatan yang baik dalam mencapai atau mendapat sesuatu yang diinginkan. Maka, adalah hal sangat beralasan bila dalam memberikan uang jajan anak perlu diingatkan dalam menyisihkan sebagian uang belanjanya. Dengan demikian, dalam rentang waktu sekian anak bisa mempunyai dana atau biaya dalam mendapatkan keinginan atau kebutuhannya. Oleh karena itu, orang tua bisa menyediakan alat, misalnya kaleng bekas, untuk alat menabung yang paling sederhana. Dalam bentuk lain adalah orang tua membukakan rekening di bank dengan atas nama anak sendiri.

Menyisihakan uang atau sikap berhemat bisa diwujudkan dalam bentuk menabung. Kebetulan di sekolah kami, melalui sebuah koperasi karyawan, telah dibuka 'Bank Mini'. Bank mini tersebut menjadi wadah dalam membangun sikap hemat dan berencana dalam membiayai sesuatu atau mendapatkan sesuatu. Anak dalam hal ini tidak diajarkan secara instan mendapat uang dari orang tua. Anak dengan uangnya sedikit demi sedikit ditabungkan di bank mini sekolah kami.

Inilah mengapa koperasi karyawan kami membuka bank mini dan melayani anak-anak dalam menumbuhkan sikap hemat dan berencana.

No comments: